contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Rabu, 27 Juni 2012

Bismillah...

Langsung saja. Amatlah sukar memahami rezeki dengan otak kiri. Yah ditilik dari sisi manapun, semuanya tampak serba tak masuk akal.
*Coba hitung satu per satu berapa pengeluaran anda per bulannya.
*Coba hitung juga, berapa pendapatan anda tiap bulannya.
... *Tidak cocokkan angkanya? dari tampang anda saya sudah tau jawabannya. sepertinya lebih besar pengelu...aran anda ketimbang pemasukan anda.Iya kan? (hehehe, jangan tersinggung, saya cuma bercanda)
*Dan cara hidup seperti ini sudah berlangsung bukan satu tahun dua tahun,tapi sudah belasan bahkan puluhan tahun. Kok bisa Ya?
*Begitulah, rezeki itu memang tidak masuk akal. Dan kalau anda mau membuka mata lebih lebar lagi, anda akan tersadar, Tuhan itu memang Maha Mencukupkan.
*Bukankah Dia yang menghadirkan kita kemuka bumi ini? Pastilah Dia akan bertanggung jawab untuk mencukupkan rezeki kita. Asal kita mau Ikhtiar dan Yakin. Right?
*Memang, soal rezeki sampai kapanpun matematika manusia tidak bakal sanggup menyamai matematika Tuhan. Right?
*Namun demikian, dengan otak kanan, mudah-mudahan sedikit banyak anda dapat memahami matematika Tuhan dan Memanfaatkannya.

dikutip dari 7 Keajaiban Rezeki hal : 48

0
Selasa, 12 Juni 2012


ASAL-USUL SEL PROKARIOTIK
Bahan dasar pembentuk sel purba adalah protobion atau progenot. Progenot merupakan cikal bakal universal semua jenis sel yang ada sekarang. Progenot berkembang  menjadi kelompok sel prokariotik purba seperti Archaebacteria. Archaebacteria adalah bakteri yang beradaptasi  terhadap suhu sekitar 100 derajat Celcius, kadar garam tinggi, atau kadar asam tinggi. Archaebacteria bersifat anaerob, memiliki dinding sel yang tersusun dari berbagai jenis protein, memiliki pigmen fotosintetik berupa baketriodopsin, dan mampu menghasilkan ATP sendiri. Kelompok sel yang lain, yaitu Eubacteria, merupakan bakteri yang hidup pada kondisi lingkungan yang tidak seekstrim lingkungan hidup Archaebacteria. Eubacteria ada yang berifat aerob dan anaerob, memiliki dinding sel yang tersusun dari peptidoglikan, memiliki pigmen fotosintetik berupa bakterioklorofil, dan mampu menghasilkan ATP secara lebih efisien karena system transport elektronnya lebih berkembang. Sel prokariotik merupakan sel yang memiliki struktur lebih sederhana dibandingkan dengan sel eukariotik. Para ahli menduga bahwa makhluk hidup yang pertama kali muncul merupakan prokariot. Kita tahu bahwa kehidupan tidak muncul secara spontan dari materi yang tidak hidup dan tidak berwujud seperti yang ada sekarang ini. Kondisi bumi sekarang sangat berbeda dengan kondisi bumi saat baru berusia satu juta tahun. Kondisi atmosfernya berbeda, misalnya kondisi oksigen yang minimal, banyak petir, aktivitas gunung berapi, hantaman-hantaman meteor, serta radiasi UV sangat tinggi dibandingkan dengan keadaan bumi saat ini. Oleh karenanya, lingkungan pada kondisi dlu memungkinkan bermulanya kehidupan ini. Namun, masih banyak perdebatan mengenai asal-usul kehidupan di bumi.

ASAL-USUL SEL EUKARIOTIK
Bukti-bukti fosil menunjukkan bahwa sel prokariotik yang ada dalam batu-batuan telah berumur sekitar 3,5 milyar tahun. Sel prokariotik dan eukariotik memiliki berbagai kesamaan sifat, misalnya seperti kesamaan kode informasi genetic, enzim, dan jalur metabolisme. Sekitar tahun 1970, diyakini bahwa sel-sel eukariotik berevolusi dari sel-sel prokariotik melalui suatu proses evolusi perlahan-lahan, yaitu organel pada sel prokariotik perlahan-lahan berkembang menjadi lebih kompleks. Konsep ini berubah setelah penemuan Lynn Margulis dari Universitas Boston. Margulis membuktikan sebuah teori, yaitu organel-organel sel tertentu pada sel eukariotik, terutama mitokondria dan kloroplas berasal dari sel prokariotik yang berukuran kecil.
PROKARIOTIK
Sel prokariotik adalah sel yang belum mempunyai inti sejati. Ciri-ciri sel prokariotik adalah bahan genetik (DNA) tidak terstruktur dalam bentuk nucleus, DNA terdapat pada nukleoid yang tidak diselubungi oleh membran.
SEL EUKARIOTIK
Sel eukariotik adalah sel yang mempunyai inti sel sejati.
Struktur Sel Prokariotik dan Eukariotik
1.        Struktur Sel Prokariotik
Prokariotik meliputi archaebakteria (bakteri purba) dan eubakteria (bakteri modern/bakteri sejati) yang beranggotakan bakteri, mikoplasma dan alga hijau-biru. Ukuran sel prokariotik berkisar antara 0,5 -3 mm. Struktur umum sel prokariotik yang diwakili oleh bakteri berturut-turut mulai dari luar ke dalam adalah dinding sel, membran sel, mesosom, sitoplasma, ribosom dan materi inti (DNA dan RNA).
Dinding sel bakteri berfungsi untuk menahan tekanan osmotic sitoplasma, sehingga sel tidak mudah pecah akibat masuknya air kedalam sel, dinding sel bakteri tersusun atas peptidoglikan atau mukopepetida yang dapat dipergunakan sebagai dasar penggolongan bakteri menjadi dua golongan , yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Pada bajteri gram positif, hamper 90% komponen dinding selnya tersusun atas peptidoglikan, sedangkan pada bakteri gram negative berkisar antara 5 – 20%.
Selaput sitoplasma atau membran sel bakteri berfungsi dalam seleksi dan pengangkutan larutan ke dalam sel; berperan dalam transfer elektron dan fosforilasi oksidatil; pada bakteri aerob berperan dalam pengeluaran enzim hidrolitik; sebagai tempat enzim dan molekul pembawa yang berfungsi dalam biosintesis DNA, polimer dinding sel dan lipid selaput
Komponen utama membran sel tersusun atas lipid dan protein atau lipoprotein. Membran sel bakteri dan sianobakteri membentuk lipatan ke dalam yang dinamakan mesosom. Pada beberapa bakteri, mesosom berperan dalam pembelahan sel. Sedangkan pada sianobakteri, mesosom berfungsi sebagai kompleks fotosintetik yang mengadung pigmen fotosintesis.
Di dalam sitoplasma terdapat kurang lebih 20.000 - 30.000 ribosom yang tersusun atas RNA dan protein. Ribosom merupakan tempat sintesis protein. Ribosom prokariotik tersusun atas sub unit kecil dan sub unit besar yang berukuran 30 S dan 50 S (Svedberg). Pada saat proses transaksi, kedua sub unit ini bersatu untuk menjalankan fungsinya. Di dalam sitoplasma juga terdapat molekul protein dan enzim yang digunakan dalam setiap reaksi kimia di dalam sitoplasma. Bakteri juga menyimpan cadangan makanan di sitoplasma dalam bentuk granula-granula tidak larut air. Materi genetik sel prokariotik membentuk suatu struktur yang dinamakan nukleoid, merupakan kromosom tunggal. Antara materi inti dengan sitoplasma tidak terdapat pembatas atau tidak memiliki membrane inti. Sel prokariotik mengandung sejumlah kecil DNA dengan total panjang antara 0,25 mm sampai 3 mm yang mampu mengkode 2000 – 3000 protein.
2.      Struktur Sel Eukariotik
Sel eukariotik biasanya merupakan penyusun struktur makhluk hidup multi seluler. Sel eukariotik tersusun atas membrane sel, sitoplasma, nukleus, sentriol, retikulum endoplasma, ribosom, komplek golgi, lisosom, badan mikro, mitrokondria, mikrotubulus dan mikro filamen. Organelorganel di dalam sel memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan hidup sel tersebut. Setiap organel di dalam sel memiliki fungsi yang berbeda - beda.
Membran sel
Struktur terluar sel berupa membran sel. Membrane tersusun atas lapisan lipoprotein (gabungan antara lemak dan protein pada membran sel darah merah, 50%lemak-50% protein).
Sitoplasma
Cairan yang terdapat dalam sel dan terletak di luar inti sel. Cairan yang terdapat di inti sel disebut nukleoplasma. Matrik sitoplasma terdapat dalam lingkungan dalam sel. Matrik sitoplasma berfungsi mengatur kekentalan sitoplasma, pembentukan benang spindel, pembentukan berbagai serabut (mikrotubulus, filamen, myofibril).
Organel sel
a.         Mitokondria (terdapat di semua sel eukariotik)- berfungsi sebagai pembuat dan pemberi energi
b.          Peroksisom (badan mikro)Peroksisom dan glikosom berasosiasi membentuk badan mikro (struktur serupa dengan lisosom). Terletak di dekat mitokondria atau kloroplas. Berfungsi menghasilkan enzim katalase (berfungsi menguraikn peroksida hydrogen)
c.         Mikrotubulus (berfungsi untuk membentuk silia, sentriol dan benang-benang spindel)
d.         Mikrofilamen (tersusun atas untaian protein globular,protein kontraktil. Bersama myosin menghasilkan kontraksi)
e.          Nucleus (inti sel, tempat berlangsung sintesis molekul RNA)
f.          Retikulum Endoplasma RE kasar(permukaan melekat pada ribosom)Re halus(tidak terdapat ribosom.Fungsi: detoksifikasi, mengangkut golgi komplek, melaksanakan oksidasi awal lemak, menyusun fosfolipid, gilkolipid, dll)
g.          Aparatus Golgi (kumpulan sisternae, yang terletak di sel tumbuhan-diktiosom. Dapat membentuk lisosom)
h.         Ribosom (fungsi utama, mensintesis protein)Ribosom yang menempel 1 dengan yang lain disebut polisom, diikat oleh mRNA.
i.            Lisosom (berfungsi untuk pencernaan, menghasilkan antibody)Lisosom primer,memproduksi sel yang belum aktif. Berfungsi sebagai vakuola makanan)Lisosom sekunder,terlibat dalam kegiatan mencerna. Berfungsi sebagai autofagosom.
j.           Kloroplas (plastisida yang mengandung pigmen hijau-klorofil. Tempat berlangsungnya fotosintesis)
k.         Sentrosom
l.           Dinding sel (tersusun atas selulosa dan devirat-deviratnya. Berfungsi untuk menjaga bentuk sel agar tetap dan sebagai proteksi sel terhadap gangguan mekanis)
m.      Vakuola Vakuola kontraktilVakuola non-kontraktil

Sel Eukariotik memiliki membran nukleus dan sistem endomembran.
Berikut struktur sel eukariotik:
1. Sel tumbuhan terdiri dari: nukleus, RE kasar, RE halus, ribosom, kompleks golgi, lisosom, membran plasma, mikrotubulus, mikrofilamen, mitokondria, badan mikro, kloroplas, vakuola, dinding sel.
2. Sel hewan terdiri dari: (membran nukleus, nukleoplasma+DNA, nukleolus) nukleus, vesikula, lisosom, RE kasar, RE halus, kompleks golgi, vesikula, sentriol, mitokondria, membran plasma, mikrofilamen, mikrotubulus.
diantara dua jenis sel yang secara struktural berbeda, sel prokariotik dan sel eukariotik. Hanya bakteri dan arkhea; alga hijau biru yang memiliki sel prokariotik. Sedangkan protista, tumbuhan, jamur dan hewan semuanya mempunyai sel eukariotik.

0
Kamis, 01 Maret 2012

BAB I
PENDAHULAUN

A.     Latar Belakang
Suatu benda dapat melakukan gerak melingkar jika pada benda tersebut bekerja sebuah momen gaya. Akibat momen gaya inilah timbul gerak rotasi dari gerak rotasi terjadi percepatan sudut, kecepatan sudut dan momen inersia serta momen gaya (torka).
Momen gaya adalah ukuran resistensi atau kelembapan suatu benda terhadap perubahan dalam gerak rotasi. Sedangkan momen inersia adalah gaya yang diberikan oleh benda untuk mempertahankan kecepatan awalnya.
Adapun rumus dari momen inersia adalah I = mr2. Momen inersia diberikan lambang I dengan demikian momen inersia dari sebuah partikel bermassa m didefinisikan sebagai hasil kali massa (m) dengan kuadrat jaraknya (r).
Hubungan momen inersia dengan farmasi adalah pada proses pembuatan tablet, dengan megetahui momen inersianya maka bisa diperkirakan baik dan tidaknya bentuk-bentuk tablet obat yang akan dihasilkan oleh mesin pencetak obat atau biasa disebut dengan proses granulasi yaitu pembuatan partikel-partikel gabunagn senyawa atau dengan yang lainnya.


B.     Maksud dan Tujuan
1.      Maksud percobaan
Mengetahui dan memahami cara menentukan momen inersia pada suatu benda.
2.      Tujuan percobaan
a.       Menyelidiki hubungan antara percepatan sudut dengan momen inersia pada gerak rotasi
b.      Menentukan efek dari momen inersia pada percepatan benda bulat yang menggelinding pada bidang miring
c.       Menyelidiki hubungan momen inersia dengan periode pada system rotasi yang melakukan gerak harmonik sederhana
d.      Menentukan besar momen inersia bandul fisis dari periodenya.
C.     Maksud dan Tujuan
Penentuan momen inersia pada benda, hubungan percepatan sudut dengan momen inersia, hubungan momen inersia dengan periode pada sistem rotasi, dan penentuan efek dari momen inersia pada benda bulat yang menggelinding dibidang miring dengan  dua ketinggian yang berbeda-beda yaitu 19 cm dan 28,8 cm. Benda yang digunakan adalah kelereng dan silinder berongga.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Teori Umum
Jika gaya-gaya yang didistribusikan terus menerus di atas permukaan tempat gaya-gaya tersebut bekerja, maka sering diperlukan untuk menghitung momen gaya-gaya ini terhadap suatu sumbu yang terletak pada atau tegak lurus terhadap bidang permukaan. Intensitas gaya (tegangan atau regangan) sering sebanding dengan jarak gaya dan sumbu momen. Gaya elementer yang bekerja pada elemen luas dengan demikian sebanding dengan jarak dikalikan luas diferensial dan elemen momen sebanding dengan kuadrat jarak dikalikan luas diferensial. Karena itu kita lihat bahwa momen total mencakup suatu integral berbentuk ∫ (jarak)² d (luas).Integral ine dikenal sebagai momen inersia (moment of inertia) atau momen kedua (second momen) dari luas (permukaan). Integral merupakan fungsi dari geometri permukaan dan sering ditemui dalam penerapan mekanika sehingga bermanfaat untuk mengembangkan sifat-sifatnya secara rinci dan untuk menjadikannya siap pakai bila ditemukan keperluan akan pekerjaan integral. (Kraige, 359)
Kata “momen” berarti bahwa I tergantung pada bagaimana massa benda didistribusikan didalam ruang; ini tidak ada hubungannya dengan “momen” dari waktu. Untuk sebuah benda yang sumbu rotasinya dan massa totalnya kita ketahui, semakin besar jarak sumbu terhadap partikel yang menyusun benda, semakin besar momen inersianya. Pada benda tegar, jarak ri semua konstan dn I tidak tergantung pada bagaimana benda berotasi mengelilingi sumbu. Satuan SI unutk momen inersiaadalah kilogram-meter2 (kg.m2). (Freedman;274)
Momen inersia berbagai benda yang diputar terhadap sumbu yang melalui pusat massanya.
Benda
Momen inersia
Keterangan
Batang

I = panjang batang
Segitiga sama kaki

a = panjang sisi segitiga
Segi empat beraturan

a = panjang sisi segi empat
Segi enam beratuan

a = panjang sisi segi enam
Silinder pejal

R = jari-jari silinder
Bola tipis

R = jari-jari bola
Bola pejal

R = jari-jari bola

Telah ditunjukkan diatas bahwa kita dapat memperoleh momen inersia dari beberapa benda yang bentuknya beraturan tanpa menggunakan kalkulus.Perhitungan hanya dengan memanfaatkan analisa dimensi untuk mencari hubungan antara momen inersia dengan variabel yang mencirikan benda itu (seperti massa, panjang atau jari-jari) serta dengan memanfaatkan teorema sumbu sejajar dan tentu saja sifat simetri benda. (Surya;2 dan 13)
Menentukan momen inersia massa
Perhatika suatu body yang dapat berputar terhadap sumbu O – O, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Apabila dm adalah elemen massa pada rigid body yang berjarak r dari sumbu putar j maka momen inersia body terhadap sumbu O – O, adalah : Io = ∫ r2.dm
                                          O
                                                            w                      r
                                                                                                   dm                    




                                          O
                                          Body yang berputar terhadap sumbu O – O

Apabila g – g adalah sumbu (garis) yang dibuat melalui pusat berat G sejjar sumbu O – O, seperti terlihat pada gambar dibawah ini, maka berlaku:
Io = IG . a2 . m
Dimana :
Io = momen inersia massa body terhadap sumbu O – O
IG = momen inersia massa body terhadap sumbu lewat pusat massa G, sejajar sumbu O – O
a = jarak antara sumbu O – O dengan sumbu g – g
m = massa body
                             o                                      g                  m
                                                                                                G

                                                            
o                                                                           g
                                         a
body yang berputar terhadap sumbu g – g
Cara lain menentukan momen inersia adalah dengan percobaan, seperti pada gambar dibawah ini.
Missal kita akan menentukan momen inersia massa melalu suatu connecting rod, yang beratnya mg dan berat pusatnya dititik G. Connecting rod tersebut kita tumpu di o dan diayunkan dengan simpangan sudut yang kecil.
Dengan pengamatan kita dapat menentukan waktu untuk satu ayakan penuh, missal T detik. Menurut hukum Newton II, hubungan antara percepatan sudut dan momen terhadap titik o, adalah
-m .g .r .= Io .
Dimana :
r = jarak dari pusat massa body sampai engsel o




                                    O                                          G



mg


Momen inersia kutub
J =              poros pejal
J =                   poros berlubang
(http://web.ipb.ac.id,pdf,10-12-2011;108)
Momen inersia polar
Integral yang sangat penting dalam persoalan yang menyangkut perputaran poros silinder dan dalam persoalan yang menyangkut perputaran lempengan adalah
Jo =
dengan r menyatakan jarak dari elemen luasan dA ke kutub O
y
dA
v
x
                  O
                                                      A
Momen inersia polar
Momen inersia polr dari suatu bidang dapat di hitung dari momen inersia Cartesian Ix dan Iy dari bidang itu jika integral ini telah diketahui. Dengan memperhatika bahwa r2 = x2 + y2, dapat ditulis ;
Jo =  = +
Jo = Ix + Iy
(darmai; 49)






B.  Prosedur Kerja (Tim Asisten Fisika Dasar UIN Alauddin : 16)
1.             Mengukur jarak antara dua garis pada bidang miring
2.             Mengatur posisi pada ujung balok penunjang agar tinggi h=(terukur diposisi garis atas. Perhatikanlah baik-baik-baik h=H-ho)
3.             Meletakkan benda A tepat diatas garis, ditahan dengan sebuah balok kecil. Ukurlah untuk benda sampai pada garis bawah. Coba lakukan beberapa kali sampai mendapat beberapa hasil dengan variasi 0,2 detik. Lakukanlah pengukuran waktu sebnyak 8 kali
4.              Mengubah tinggi h. ulanglah nomor 2 dan 3 di atas
5.             Mencatat bentuk geometri dari benda A dan B, ukurlah diameternya. (untuk pipa diameter luar dan dalam)
6.             Dengan memakai benda B. Ulangi langkah 2 – 4
C.  Uraian Bahan
1.             Kelereng
Bahan       : kaca
Bentuk     : bulat
Warna       : hijau, bening
2.             Pipa (silinder berongga)
Bahan       : palstik
Bentuk     : silinder berongga
Warna       : silver
Diameter : inci

BAB III
METODE KERJA

A.  Alat dan Bahan
a.              Alat yang digunakan
1)      Jangka sorong
Sebagai Alat untuk mengukur panjang,tebal dan diameter benda
2)      Mikrometer sekrup
Sebagai alat untuk mengukur ketebalan suatu benda
3)      Mistar geser
Sebagai alat untuk mengukur panjang dan tinggi suatu benda
4)      Neraca analitik
Sebagai alat untuk menimbang massa benda (mengukur berat benda) dengan ketelian yang tinggi
5)      Papan / bidang miring
Permukaan rata yang menghubungkan 2 tempat
6)      Stopwatch
Untuk menghitung waktu yang dibutuhkan benda untuk meluncur





b.             Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan :
1.      Kelereng
Sebagai sampel 
2.      Pipa (silinder berongga)
Sebagai sampel
B.  Cara kerja
1.             Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.             Di timbang massa silinder berongga dan kelerng menggunakan neraca analitik
3.             Ditentukan ketinggian papan penyangga yaitu 28,8 cm dan 19 cm
4.             Ditaruh kelereng pada ujung bidang dan diluncurkan sepanjang bidang miring (dilakukan sebanyak 3kali pada masing-masing ketinggian)
5.             Ketika kelereng dilepas, diukur waktunya. Begitu pula untuk pipa (silinder berongga) diluncurkan sepanjang bidang miring dan diukur waktunya (dilakukan sebanyak 3kali pada masing-masing ketinggian)
6.             Dibuat data dalam bentuk tabel





BAB IV
HASIL PERCOBAAN
A.  Data Pengamatan
a.    Waktu benda meluncur
Tinggi (cm)
Kelereng
Pipa(silinder berongga)
t1
t2
t3
t1
t2
t3

19 cm

0,51

0,56

0,49

0,52

0,85

0,66

0,78

0,76

28.8 cm

0,48

0,41

0,42

0,43

0,63

0,73

0,59

0,65

b.    Diameter benda
ü Kelereng
1.      16,43 mm
2.      16,34 mm
3.      16,35 mm
    = 16,37 mm
r     = 8,85 cm
      = 0,08185 m
ü Pipa (silinder berongga)
Diameter luar               = 2,24 mm,      r = 1,12 mm
Diameter dalam           = 2 mm,           r = 1 mm


c.    Massa benda
ü  Pipa (silinder berongga)           = 14,533 g
ü  Kelereng                                  = 5,412 g
B.  Pengolahan Data
1.      Menghitung momen inersia
a.       Kelereng
I                         =
                  =
                  =
                  =        
                  =            
                  = 0,00145 x 10-4 kgm2
b.      Pipa (silinder berongga)
I             =
               =
               =
                   =
                   =
               =
               = 180,2092 x 10-8 kgm2
               = 9,01 x 10-7  kgm2
2.      Percepatan sudut ()
·           Untuk h = 19 cm
a.         Kelereng
a         =                          
          =                          
          =                                   
          = m/s2







b.      Pipa (silinder berongga)
a     =                            
       =                            
       = m/s2
       = 2,09 m/s2
·                Untuk h = 28,8 cm
a.       Kelereng
a         =
          =
          =
          = 4,716 m/s2











b.      Pipa (silinder berongga)

a        =

=

=
= 3 m/s2      
3.      Sudut o
·                Untuk h = 19 cm
a.       Kelereng
Sinθ        = 
              =                                
                   =                      
Sinθ        = 0,44
   θ          = sin 0,44
= 7,67 x 10-3



b.      Pipa (silinder berongga)
Sinθ          =                                   
               =                              
               =                                   
Sinθ        = 0,3135
θ             = sin 0,3135
 = 5,47 x 10-3
·                Untuk h = 28,8 cm
a.       Kelereng
Sinθ        =
              =
              =
Sinθ       = 0,66024
θ            = sin 0,66024
              = 0,011




b.      Pipa (silinder berongga)
Sin θ2                  =
                                    =
              =
Sin θ       = 0,45
θ             = sin 0,45
               = 7,85 x 10-3














BAB V
PEMBAHASAN

Kata “momen” berarti bahwa I tergantung pada bagaimana massa benda didistribusikan didalam ruang; ini tidak ada hubungannya dengan “momen” dari waktu. Untuk sebuah benda yang sumbu rotasinya dan massa totalnya kita ketahui, semakin besar jarak sumbu terhadap partikel yang menyusun benda, semakin besar momen inersianya. Pada benda tegar, jarak ri semua konstan dn I tidak tergantung pada bagaimana benda berotasi mengelilingi sumbu. Satuan SI unutk momen inersiaadalah kilogram-meter2 (kg.m2). (Freedman;274)
Dalam percobaan momen inersia kita harus menyiapkan beberapa alat dan bahan agar pelaksaan praktikum berjalan lancar. Alat dan bahannya antara lain : dua benda (pipa dan bola), jangka sorong, mikrometer sekrup, mistar geser, neraca analitik, papan, dan stopwatch.
Selain alat dan bahan yang diperhatikan, cara kerjapun menjadi yang utama dalam percoban ini, adapun cara kerjanya adalah pertama-tama alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan, ketinggian penyangga ditentukan dan diukur, letakkan penyangga pada ketinggian yang diukur tadi (2 ketinggian) yaitu 19 cm dan 28,8 cm. Kelereng dan pipa (silinder berongga) diluncurkan dari atas bidang miring dan hitung waktunya menggunakan stopwatch, lalu catat. Untuk masing – masing sampel dilakukan peluncuran sebanyak 3kali.
Percobaan dilakukan sebanyak 3kali untuk mendapatkan data yang teliti dan untuk menghindari faktor “human error” yang biasa terjadi ketika melakukan praktikum (percobaan).
Adapun hasil dari percobaan ini antara lain pada ketinggian 19cm waktu yang dibutuhkan oleh kelereng untuk meluncur adalah 0,52 detik dan pipa 0,76 detik sedangkan ada ketinggian 28,8 cm kelereng meluncur selama 0,44 detik dan pipa selama 0,65 detik. Lalu ditempat lain diameter klereng dan pipa diukur. Kelereng diameter rata – ratanya adalah 16,37 mm dan diameter dalam pipa adalah 2,24 mm, sedangkan diameter luar pipa adalah 2 mm. kemudian pengukuran massa kelereng dan pipa (silinder berongga) dengan menggunakan neraca analitik hasilnya adaah pipa massanya 14,533g dan kelereng massanya 5,412g.
Hubungan farmasi dengan percobaan ini adalah ketika pembuatan tablet obat momen inersia sangat dibutuhkan sekali karena dengan mengetahui momen inersianya maka bisa diperkirakan baik dan tidaknya bentuk – bentuk tablet obat yang akan dihasilkan oleh mesin pencetak obat atau biasa disebut dengan metode granulasi yaitu pembuatan partikel – partikel gabungan senyawa satu dengan yang lainnya.
Faktor yang menyebabkan adanya kesalahan dalam melakukan percobaan antara lain :
1.      Kurang telitinya pengamat / praktikan dalam menentukan ukuran / tinggi dari bidang miring
2.      Kurang terampilnya praktikan dalam melakukan percobaan
3.      Kurangnya alat – alat yang tersedia dalam lab
4.      Kereleng atau pipa yang tidak bulat sempurna.
Grafik antara I dengan r

       I
9,01x10-7
1,45 x 10-7
                         0,08185    0,0112                   r(m)
Grafik antara a dengan r
Untuk h = 19 cm
a(m/s2)

3,16

2,09
0,08185      0,0112      r (m)


Untuk h = 28,8 cm
a(m/s2)   
  4,716

         3

     0,08185       0,0112      r(m)











BAB VI
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh data :
1)             Momen inersia
Kelereng
145 x 10-7 kgm2
Pipa                     
9,01 x 10-7 kgm2
2)             Percepatan sudut untuk h = 19 cm
Kelereng  
3,16 m/s2
Pipa                     
6,618 m/s2
3)             Percepatan sudut untuk h = 28,8 cm
Kelereng  
 4,76 m/s2
Pipa                     
3 m/s2




4)             Sudut untuk h = 19 cm
Kelereng              
 7,67 x 10-3
Pipa                     
 5,47 x 10-3
5)             Sudut untuk h = 28,8 cm
Kelereng              
0,011
Pipa                     
7,85 x 10-3                       
B.  Saran
·                Untuk laboratorium
Tolong alat – alat labnya di ditambah jumlahnya (seperti jangka sorong dan mikrometer sekrup) supaya ketika melakukan praktikum atau percobaan tidak ada acara pinjam meminjam kekelompok lain karena itu aka menyebabkan terjadinya kesalahan dalam melakukan percobaan dan waktu yang dibutuhkanpun tidak efisien
·                Untuk asisten
Kinerjanya sebagai asisten sudah cukup bagus, interaksinya juga dengan praktikan baik, pembawaan yang humoris membuat praktikan tidak merasa bosan sehingga dalam melakukan percobaan/praktikum praktikan tetap merasa enjoy dan paham. Semoga bisa dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Darmadi. Djarot B, diktat statistika struktur I.Malang : pdf, Agustus 2003.
Meriam.J.L. dan L.G. Kraige.Mekanika Teknik Edisi Kedua Statika Jilid I Versi SI.Jakarta : 2007.
Surya.Yohanes,www.yohanessurya.com/download/pemlu/Asyikfisika08.pdf,tanggal akses : 10-12-2011.
Young & Freedman.Fisika Universitas.Jakarta : Erlangga,2000.




SKEMA KERJA








 
















                                                                                    


LAMPIRAN
1.             Papan

 




Description: F:\2195127_ms.jpg            Digunakan sebagai bidang miring
2.             Neraca analitik
                           1                                                                            2
            3
       4








 


                                                   5                             6
Keterangan :
1.      Tempat objek yang akan di timbang           5.   Kaki
2.      Kaca penutup                                              6.   Tarer
3.      Tombol on/off
4.      Skala
Fungsi dari neraca analitik adalah unutk menimbang benda atau zat dengan ketelitian yang tinggi
3.             Description: F:\microm1.gifMicrometer sekrup





Description: F:\gb7.jpg







Micrometer sekrup merupaka alat ukur panjang yang memiliki ketelitian 0,01 mm. Mikrometer sekrup terdiri dari 3 jenis :
a.       Mikrometer luar digunakan unutk mengukur dimeter kawat, tebal plat dan tebal batang
b.      Mikrometer dalam digunakan unutk mengukur diameter dari suatu lubang
c.       Mikrometer kedalaman digunakan unutk mengukur kedalaman dari suatu lubang

4.             Jangka sorong
Description: F:\jangka_sorong.jpg





            Jangka sorong adalah lata ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus millimeter.Terdiri dari 2 bagian yaitu bagian diam dan bagian bergerak. Fungsi dari jangka sorong antara lain :
a.       Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara di apit.
b.      Untuk mengukur sisi dalam suatu bend yang biasanya berupa lubang (contohnya pipa) dengan cara diulurkan
c.       Untuk mengukur kedalaman celah/lubang pada suatu benda dengan cara menancapkan bagian pengukur
5.             Kelereng








Description: F:\kelereng7-edtrsz.jpg





Sebagai sampel

6.             Pipa (silinder berongga)


 



Sebagai sampel
7.             Mistar
Description: F:\718342_mistar3.jpg



Digunakan unutk mengukur ketinggian bidang miring
8.      Stopwatch
Description: F:\stopwatch-icon.jpg





Digunakan untuk mengukur waktu yang diperlukan kelereng dan pipa (silinder berongga) untuk melucur pada bidang miring


2

ShoutMix chat widget

Followers