BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Reaksi kimia adalah transformasi/perubahan dalam struktur molekul.Reaksi ini bisa menghasilkan penggabungan molekul membentuk yang lebih besar.Pembelahan molekul menjadi dua atau lebih molekul yang lebih kecil, penataulangan atom-atom dalam molekul.
Zat yang mengalami perubahan, yaitu reaktan, ditulis pada sisi kiri dan zat terbentuk, yaitu produk, ditulis pada sisi kanan dari tanda panah. Persamaan kimia harus setara dan mengikuti hukum kekekalan massa. Jumlah atom tiap jenis untuk dalam reaktan dan produk harus sama.
Jenis – jenis reaksi kimia antara lain : reaksi kombinasi yaitu reaksi yang terjadi antara senyawa yang sederhana bergabung menjadi senyawa yang kompleks, reaksi dekomposisi yaitu reaksi yang terjadi antara senyawa yang kompleks terurai menjadi senyawa yang sederhana, reaksi substitusi adalah rekasi yang terjadi karena senyawa – senyawanya tertukar tetapi hanya salah satunya, dan reaksi metatesis adalah reaksi yang terjadi pada senyawa yang kedua kation dan anionnya salang bertukar.
Tanda – tanda terjadi reaksi kimia yaitu terjadinya perubahan warna, perubahan suhu, pembentukan endapan, dan pembentukan gas. Faktor-faktor terjadinya reaksi kimia dapat diakibatkan oleh beberapa hal : bisa karena pencampuran antara zat yang satu dengan yang lainnya, atau karena peembakaran, dll.
Salah satu contoh hubungan percobaan ini dengan dunia farmasi adalah dalam pembuatan obat sintesis, di dalam pembuatannya menggunakan reaksi kima untuk membuat suatu obat yang sesuai dengan kompenen yang akan disintesis. Selain itu contoh lain didalam tubuh, ketika obat masuk maka tesnya direaksi anatara zat atau senyawa – senyawa obat dengan tubuh sehingga obat tersebut dapat menimbulkan efek yang dibutuhkan bagi tubuh.
B. Maksud dan Tujuan Percobaan
1. Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami jenis reaksi kimia dan proses terjadinya reaksi kimia pada larutan.
2. Tujuan Percobaan
a. Untuk menunjukan berbagai jenis reaksi kimia
b. Untuk dapat mengamati apakah reaksi kimia telah terjadi
c. Untuk menggunakan persamaan kimia untuk menggambarkan reaksi kimia
C. Prinsip Percobaan
1. Penentuan reaksi kombinasi dengan pembakaran aluminium foil dan mengamati perubahan yang terjadi.
2. Penentuan reaksi dekomposisi dari ammonium karbonat denga memanaskan zat dan mendekatkan kertas lakmus merah serta bau yag dihasilkan. Serta penentuan reaksi dekomposisi dari kalium bromat dengan pemanasan pada pembakar spiritus dan menyalakan korek api diatas tabung reaksi.
3. Pengamatan tentang beberapa sampel Fe + H2SO4, Fe + NaOH, Fe + HCl, Al + NaOH, Al + HCl dengan mereaksikan kedua zat (reaksi subtitusi) dan lihat perubahan yang terjadi.
4. Penentuan reaksi metatesis terhadap beberapa sampel antara lain : AgNo3 + NaCl, FeCl + NaOH, AgNO3 + CaCl2, KBr + AgNO3 dan CaCl2 + NaOH, dan HCl + NaOH.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Reaksi kimia adalah suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul menjadi senyawa lain. Reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik biasanya merupakan reaksi antara ion, sedangkan reaksi pada senyawa organik biasanya dalam bentuk molekul.
Struktur organik ditandai dengan adanya ikatan kovalen antara atom-atom molekulnya.Oleh karena itu, reaksi kimia pada senyawa organik ditandai dengan adanya pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan kovalen yang baru.
Pada proses pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan yang baru membutuhkan waktu yang sangat tergantung pada kondisi saat berlangsungnya suatu reaksi. Proses ini mungkin terjadi secara berpisah, seperti pada reaksi yang berlangsung secara bertahap dimana pemutusan ikatan mungkin mendahului pembentukan ikatan baru, atom dapat berlangsung secara serentak.
(Riswujanto, 2010; 83)
Dengan mengetahui beberapa sifat-sifat jenis reaksi, kita dapat menerangkan reaksi- reaksi kimia lebih mudah, dan mungkin reaksi itu terjadi lebih mudah dipahami. Satu skema klasifikasi yang menerangkan semua reaksi kimia dalam buku ini menggunaka kriteria berikut :
1. Pembakaran
Pembakaran adalah suatu reaksi dimana suatu unsur atau senyawa bergabung dengan oksigen membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana, misalnya CO2, H2O, dan SO2. Reaksi propana dengan oksigen ( 4,4 ) dan tri etilena glikol dengan oksigen ( 4,7 ) merupakan reaksi-reaksi pembakaran.
C3H8(g) + 5 O2(g) 3CO2(g) + 4 H2O(l)
C6H14(g) + 15O2(g) 12 CO2(g) + 14 H2O(l)
2. Penggabungan
Penggabungan adalah suatu reaksi kimia dimana sebuah zat yang lebih kompleks terdapat dari dua / lebih zat yang lebih sederhana ( baik unsur maupun senyawa ). Reaksi ( 4,8 ) merupakan sintesis dari unsure-unsurnya, methanol dari CO dan H2.
2H2(g) + O2(g) 2H2O(l)
CO(g) + 2H2 CH3OH(g)
3. Penguraian
Penguraian adalah suatu reaksi dimana suatu zat dipecah menjadi zat-zat yag lebih sederhana. Reaksi ( 4.H) adalah penguraian perak oksida.
2Ag2O(p) 4 Ag(p) + O2(g)
4. Penggantian
Penggantian adalah suatu reaksi dimana sebuah unsur memindahkan unsurlain dalam suatu senyawa. Dalam reaksi (4.13) Cu memindahkan Ag+ dari suatu larutan berair ( dibentuk misalnya dengan melarutkan AgNO3 dalam air).
Cu(p) + 2Ag+(aq) Cu2+(aq) + 2Ag(p)
5. Metatesis
Metatesis adalah adalah suatu reaksi kimia dimana terjadi pertukaran antara dua reaksi. Dalam reaksi NO3- bergabung dengan Na+ dan Cl- bergabung dengan Ag+ membentuk AgCl yang tidak larut ( Petrucci, 1987 ; 96).
AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(p) + NaNO3(aq)
Kriteria yang pasti untuk mengenali suatu perubahan kimia didasarkan pada pemahaman mendalam dan informasi yang diperoleh dalam perkembangan ilmu kimia deskriptif. Tiga macam perubahan selalu menyertai reaksi kimia.Ketika reaksi kimia berlangsung, pereaksi berubah menjadi hasil reaksi yang mempunyai sifat, susunan dan energi dalam yang berlainan. Dalam berapa hal perubahan itu, begitu dinamis sehingga tak diragukan lagi bahwa terjadi suatu perubahan kimia itu. ( Dudjaatmalia,2001 ;88)
Reaksi kimia menuju kesetimbangan dinamis, dimana terdapat reaktan dan produk, tetapi keduanya tidak lagi mempunyai kecenderungan untuk berubah. Kadang-kadang konsentrasi produk jauh lebih besar dari pada konsentrasi reaktan yang belum bereaksi didalam campuran kesetimbangan, sehingga untuk bagian praktisnya reaksi dikatakan “ sempurna ”. ( Atheins, 2005: 226)
Secara umum kita dapat menyetarakan persamaan kimia melalui beberapa tahap sebagai berikut.
a. Identifikasikan semua reaktan dan produk, kemudian tulis rumus molekul yang benar, masing – masing dari sisi kiri dan kanan dari persamaan.
b. Setarakan persamaan tersebut dengan mencoba berbagai koefisien yang berbeda jumlah atom dari tiap atom tiap unsure pada kedua sisi persamaan kita agar dapat mengubah koefisien tapi subskripnya tidak boleh diubah. Perubahan subskripnya ( angka dalam rumus molekul ) akan mengubah identitas dari senyawa misalnya 2NO2 berarti dua molekul nitrogen dioksida, tetapi nilai kita dilipat duakan subskripnya kita memperoleh N2O4 yaitu dinitrogen tetra oksida, senyawa yang jauh berbeda.
c. Pertama- tama carilah unsur yang muncul hanya satu kali pada tiap sisi. Rumus molekul yang mengandung unsur-unsur pasti mempunyai koefisisen yang sama. Karena itu, tidak perlu mengubah koefisien unsure-unsur tersebut pada saat ini. Kemudian carilah unsur-unsur yang muncul pada ( lebih pada sisi persamaan yang sama ). ( Raymond,2004;71)
Persamaan reaksi adalah persamaan yang mengatakan perubahan materi dalam suatu reaksi kimia.Contohnya : C + O2 CO2. Zat-zat yang ada disebelah kiri tanda panah adalah hasil reaksi (produk). Apabila persamaan reaksinya belum setara atau jumlah atom disebelah kiri dan kanan tanda panah belum sama, maka persamaan reaksi harus disetarakan dengan menambahkan angka koefsien di depan rumus kimia zat-zat.
1. Reaksi pembakaran senyawa organik
Senyawa organik mengandung atom C dan H( senyawa hidrokarbon ) atau mengandung atom C,H,dan O. jika dibakar secara sempurna ( direalisasikan dengan gas O2) menghsailkan gas CO2 dan H2O.
Persamaan reaksi pembakaran senyawa organik disetarakan dalam empat tahap, yaitu :
a. Tuliskan pesamaan reaksi
Senyawa organik + O2 CO2 + H2O
b. Samakan jumlah atom C denga menambahkan koefisien didepan CO2.
c. Samakan jumlah atom H dengan menambahkan koefisien di depan H2O.
d. Samakan jumlah atom O dengan menambahkan koefisien didepan O2.
2. Menyetarakan persamaan reaksi yang rumit
Untuk menyetarakan persamaa reaksi yang rumit, maka kita dapat menggunakan metode abjad sebagai contoh kita dapat menyetarakan persamaan reaksi.
HNO3 + H2S NO + S + H2O
Persamaan reaksi diatas dapat diselesaikan dengan menggunakan huruf-huruf abjad sebagai koefisien, sehingga persamaan rekasinya dapat dituliska.
aHNO3 + bH2S c NO + dS + eH2O
Karena jumlah atom ruas kiri harus sama dengan ruas kanan, maka masing-masing atom jumlahnya sebagai berikut:
1) Atom H : a + b = 2e
2) Atom N : a = e
3) Atom O : 3a = c + e
4) Atom S : b = d
Kalau dimisalkan a = 1, maka di dapatkan :
a. Dari persamaan ( 2 ) nilai e = 1
b. Dari persamaan ( 3 ) nilai e = 2
c. Dari persamaan ( 1 ) nilai b = 1,5
d. Dari persamaan ( 4 ) nilai d = 1,5. Untuk memperoleh bilangan bulat maka semua nilainya dikalikan dengan dua sehingga didapatkan a = 2, b = 3, c = 2, d = 3, dan e = 4
Persamaan reaksi diatas dapat dituliskan secara lengkap sebagai berikut :
2HNO3 + 3H2S 2NO + 3S + 4H2O
(Jamal, 2003 : 24-26 )
Studi tentang reaksi kimia dan mekanisme reaksi dipelajari dalam kinetika kimia.Erjalan Pengetahuan tentang kinetika kimia sangat penting untuk penerapan kimia dalam skala industri.Rancangan industry kimia sering kali didasarkan pada kecepatan reaksi dan perubahan kecepatan reaksi akibat perubahan suhu, tekanan dan konsentrasi.Reaksi kimi ada yang berjalan sangat cepat, tetapi ada yang sangat lambat. Peluruhan radioaktif misalnya ada yang berjalan sangat cepat ( dalam orde detik ). Namun ada yang berjalan sangat lambat ( dalam orde tahun ).
( laboratorum kimia FMIPA UNM, 2010 ; 28 )
B. Uraian Bahan
1) Aquades (Dirjen POM. 1979: 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air Suling
Rumus Molekul : H2O
Berat Moleku l : 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidakberwarna, tidakberbau, tidak
mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : Pelarut KBr, pelarut aluminium sulfat
2) Natrium Klorida (Dirjen POM 1979: 403)
Nama Resmi : NATRII CHLORIDUM
Nama Lain : Natrium Klorida
Rumus Molekul : NaCl
Berat Molekul : 58,44
Pemerian : Hablur, heksahedral, tidak berwarna atau serbuk
Serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa asin.
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
Mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gli-
serol P, sukar larut dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai reaktan reaksi metatesis, keseimbangan asam basa dalam tubuh, mengontrol tekanan osmosis.
3) Asam Klorida (Dirjen POM. 1979: 53)
Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain : Asam Klorida
Rumus Molekul : HCl
Berat Molekul : 36,46
Pemerian : Cairan, tidakberwarna, berasap, bau merangsang.
Jikadiencerkandengan 2 bagian air, asap dan bau
hilang.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup.
Kegunaan : Sebagai reaktan reaksi substitusi dan metatesis.
4) Asam Sulfat (Dirjen POM.1979: 58)
Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama Lain : Asam Sulfat
Rumus Molekul : H2SO4
Berat Molekul : 98,07
Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna, jika ditambahkan kedalam air menimbulkanpanas.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam etanol (99%)
Penyimpanan : Dalamwadahtertutuprapat.
Kegunaan : Sebagai reaktan reaksi subtitusi dan metatesis.
5) Natrium Hidroksida (Dirjen POM. 1979: 330)
Nama Resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama Lain : Natrium Hidroksida
Rumus Molekul : NaOH
Berat Molekul : 40,00
Rumus Bangun : Na – O – H
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur/keping, kering keras, rapuh, dan menunjukkan susunan hablur putih, mudah meleleh, basah, sangat alkalis, korosif, segera menyerap O2.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol
(95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai reaktan reaksi subtitusi dan metatesis.
6) Alumunium Foil (Dirjen POM. 1979: 639)
Nama Resmi : ALLUMINILL
Nama Lain : Aluminium, aluminium foil.
Rumus Molekul : Al
Berat Molekul : 26,92
Pemerian : Warna keperakan, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan : Tidak larut dalam air.
Kegunaan : Sebagai reaktan reaksi kombinasi dan substitusi.
7) Perak Nitrat (Dirjen POM. 1979: 97)
Nama Resmi : ARGENTI NITRAS
Nama Lain : Perak Nitrat
Rumus Molekul : AgNO3
O
Rumus Bangun : Ag – N – O
O
Berat Molekul : 169,87
Pemerian : Hablur transparan / serbuk hablur berwarna putih,
Tidak berbau, menjadi gelap jika terkena cahaya.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol
(95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Kegunaan : Sebagai reaktan reaksi metatesis.
8) Amonium Karbonat (Dirjen POM. 1979: 643)
Nama Resmi : AMMONII CARBONAS
Nama Lain : Amonium karbonat
Rumus Molekul : (NH4)2CO3
Berat Molekul : 96,085
Pemerian : Serbuk hablur, keras, transparan, bau tajam, mirip
amonia.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai reaktan reaksi dekomposisi.
9) Kalium Bromida (Dirjen POM. 1979: 328)
Nama Resmi : KALII BROMIDUM
Nama Lain : Kalium Bromida
Rumus Molekul : KBr
Rumus Struktur : K - Br
Berat Molekul : 119,01
Pemerian : Hablur tidak berwarna transparan atau buram, atau
Serbuk butir, tidak berbau, rasa ada dan agak pahit.
Kelarutan : Larut dalam lebih 1,6 bagian air dan dalam lebih
kurang 200 bagian etanol (90%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai reaktan reaksi dekomposisi dan metatesis.
10) Kalium Bromat (Dirjen POM. 1979: 687)
Nama Resmi : KALII
Nama Lain : Kalium Bromat
Rumus Molekul : KBrO3
Berat Molekul : 167,002
Pemerian : Serbuk hablur, putih.
Kelarutan : Pada suhu 15,5° larut dalam 12,5 bagian air, dalam
2 bagian air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai reaktan reaksi dekomposisi.
11) KalsiumKlorida (Dirjen POM. 1979: 120)
NamaResmi : CALCII CHLORIDUM
Nama Lain : KalsiumKlorida
Rumus Molekul : CaCl3.6H2O
Berat Molekul : 219,08
Pemerian : hablur, berwarna, tidakberbau, rasa agak pahit,
Meleleh basah.
Kelarutan : Larut dalam 0,25 bagian air, mudah larut dalam etanol
(95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai reaktan reaksi metatesis.
12) Besi Klorida (Dirjen POM. 1979: 659)
NamaResmi : FERII CHLORIDUM
Nama Lain : Besi (III) Klorida
Rumus Molekul : FeCl3
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan, bebas
Warna jingga dari garam hidrat yang terpengaruhi
Oleh kelembaban.
Kelarutan : Larutdalam air, larutan beropalesasi berwarna
jingga.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai reaktan reaksi metatesis.
13) Besi (Tabel Periodik Unsur)
Nama Resmi : FERROSI
Nama Lain : Besi
Lambang Atom : Fe
Nomor Atom : 26
Massa Atom : 55,845
Pemerian : Metalikmengkilapkeabu-abuan.
Deret Kimia : Logamtransisi.
Golongan : VIII B
Periode : 4
Kegunaan : Sebagai reaktan reaksi substitusi
C. ProsedurKerja
1) ReaksiKombinasi
a. Ambil sepotong alumiium foil. Bakarsalahsatuujungnya di bagianterpanasnyalaapi Bunsen. Amati yang terjadi. Jikaadareaksi, simpanalumunium foil di ataskawatkasa.
b. Ambil sepotong kawat tembaga, bakar salah satu ujungnya. Amati apa yang terjadi. Jika ada reaksi, simpan kawat tembaga tersebut di atas kawat kasa.
c. Korek bagian abu-abu dari permukaan alumunium yang diperoleh pada langkah (a) kedalam tabung reaksi. Tambahakan 1 ml air dan kocok. Catat hasil pengamatan.
d. Korek bagian hitam dari permukaan tembaga yang diperoleh pada langkah (b) ketabung reaksi. Tambahkan 1 ml air dan kocok. Catat hasil pengamatan.
2) ReaksiDekomposisi
a. Dekomposisi Amonium Karbonat
Masukkan 0,5 gram ammonium karbonat kedalam tabung reaksi yang kering dan bersih. Panaskan tabung reaksi pada nyala api Bunsen. Letakkan selembar kertas lakmus merah yang basah pada mulut tabung reaksi.Perhatikan apa yang terjadi pada kertas lakmus merah tersebut.
b. Dekomposisi Kalium Iodat
i) Ambil tiga tabung reaksi yang kering dan bersih. Berikan label dan tambahkan 0,5 gram senyawa KIO3 kedua tabung berbeda dan KI ke tabung yang tersisa.
ii) Panaskan tabung reaksi nomor 1 dengan api terpanas dari bunsen. Sementara dipanaskan, ambil kayu belah yang menyala, taruh di dekat mulut tabung reaksi. Perhatikan perubahan apa yang terjadi pada nyala api kayu belah.
iii) Keluarkan tabung reaksi dari api dan biarkan hingga dingin. Tambahkan 5 ml air suling untuk masing-masing dari tiga tabung tes dan aduk secara menyeluruh untuk memastikan bahwa padatan benar-benar terlarut. Tambahkan 10 tetes larutan AgNO3 0,1 M untuk setiap tabung uji. Amati apa yang terjadi pada setiap larutan.
3) Reaksi Substitusi
a. Dalam rak tabung reaksi, atur lah tabung reaksi berlabel 1-9. Masukkan 1 ml (sekitar 20 tetes) dari larutan di bawah ini dengan sepotong logam.
i) H2O Ca
ii) H2O Fe
iii) H2O Cu
iv) HCl 3 M Zn
v) HCl 6 M Pb
vi) HCl 6 M Cu
vii) NaNO3 0,1 M Al
viii) CuCl2 0,1 M Al
ix) AgNO30,1 M Cu
b. Amati campuran selama 20 menit. Perhatikan setiap perubahan warna, evolusi gas, setiap pembentukan presipitat, atau perubahan energi (setiap tabung reaksi) yang terjadi selama reaksi. Catat hasil yang diperoleh, tulis persamaan reaksinya.
c. Buang logam yang tidak berekasi seperti yang diarahkan oleh instruktur.
4) Reaksi Metatesis
a. Pada percobaan ini membutuhkan pencampuran dua larutan dengan volume yang sama. Siapkan 8 tabung reaksi. Gunakan 10 tetes untuk setiap larutan. Catat pengamatan pada saat pencampuran. Larutan yang dicampur diuraikan sebagai berikut :
i) NaCl 0,1 M KNO3 0,1 M
ii) NaCl 0,1 M AgNO3 0,1 M
iii) Na2CO3 0,1 M HCl 3M
iv) NaOH 3 M HCl 3 M
v) BaCl2 0,1 M H2SO4 3 M
vi) Pb(NO3)2 0,1 M K2CrO4 0,1 M
vii) Fe(NO3) 0,1 M NaOH 3 M
viii) Cu(NO3)2 0,1 M NaOH 3 M
b. Bila terjadi reaski,tulis persamaan kesimbangan reaksinya, tandai bila terjadi endapan, gas dan perubahan warna.
c. Buang larutan sesuai petunjuk instruktur.
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan bahan yang digunakan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas kimia, penjepit tabung, pipet tetes, rak tabung, sendok tanduk, spiritus dan tabung reaksi.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Aquadest, AgNO3, Aluminium foil (Al), CaCl2, Fe, HCl, H2SO4, KBr, KbrO3, NaCl dan (NH4)2CO3.
B. Cara Kerja
1. Reaksi Kombinasi
a. Dinyalakan Spiritus
b. Diambil aluminium foil ukuran 4 10 cm
c. Dijepit salah satu ujung aluminium foil kemudian dibakar dibagian terpanas api spiritus
d. Setelah beberapa menit dan terlihat ada reaksi, didinginkan aluminium foil dan diamati perubahan yang terjadi kemudian dicatat hasil yang diperoleh
2. Reaksi Dekomposisi
a. Dekomposisi Kalium Biomat
1) Disiapkan 2 tabung reaksi dan diberi label
2) Dimasukkan KBr secukupnya kedalam tabung dan KbrO3 secukupnya ke tabung yang lain
3) Dipanaskan tabung reaksi yang berisi KBr, setelah beberapa saat dinyalakan korek api dan didekatkan korek api yang menyala didekat mulut tabung. Diperhatikan nyala apinya.
4) Dipanaskan tabung reaksi yang berisi KbrO3, kemudian didekatkan korek api yang menyala pada mulut tabung dan diperhatikan nyala korek apinya.
5) Dibandingkan nyala pertama dan nyala kedua korek api tersebut kemudian dicatat hasil pengamatan yang diperoleh.
b. Dekomposisi Amonium Karbonat
1) Dimasukkan amonium karbonat ((NH4)2CO3) ke dalam tabung reaksi dalam jumlah secukupnya.
2) Diletakkan kertas lakmus merah di mulut tabung reaksi
3) Dipanaskan tabung reaksi di atas api spiritus. Setelah beberapa saat terjadi perubahan pada kertas lakmus. Dicatat hasil pengamatan yang diperoleh.
3. Reaksi Subtitusi
a. Disiapkan 6 tabung reaksi dan masing-masing tabung diberi label sesuai dengan larutan dan logam yang akan dimasukkan
b. Masing-masing tabung reaksi dimasukkan larutan dan logam sesuai dengan daftar berikut :
Al + H2SO4
Al + NaOH
Al + HCl
Fe + H2SO4
Fe + NaOH
Fe + HCl
c. Disimpan tabung yang telah diisi tersebut pada rak tabung reaksi dan diperhatikan /diamati perubahan atau reaksi yang terjadi pada setiap reaktan. Setelah beberapa menit () dicatat hasil pengamatan
4. Reaksi Metatesis
a. Disiapkan 5 tabung reaksi, masing-masing tabung diberi label sesuai dengan sampel yang akan dimasukkan.
b. Dimasukkan sampel sesuai daftar berikut :
HCl + NaOH
FeCl3+ NaOH
CaCl2 + NaOH
NaCl + AgNO3
KBr + AgNO3
c. Masing-masing satu pipet untuk setiap larutan senyawa.
d. Diketuk-ketuk tabung reaksi agar larutan saling bercampur.
e. Disimpan tabung reaksi tersebut pada rak tabung reaksi dan diamati perubahan yang terjadi pada setiap larutan.
f. Dicatat hasil pengamatan yang diperoleh.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
1. Reaksi Kombinasi
No. | Sampel | Perubahan | Keterangan |
1. | Aluminium Foil | Warna abu-abu | Bereaksi |
2. Reaksi Dekomposisi
No. | Sampel | Perubahan | Keterangan |
1. | KBrO3 | Nyala api lebih besar & terdapat rongga | bereaksi |
2. | KBr | Api padam | Tidak bereaksi |
3. | (NH4)2CO3 | Lakmus merah menjadi biru | bereaksi |
3. Reaksi Subtitusi
No. | Sampel | Perubahan | Keterangan |
1. | H2SO4 + Al | Ada gelembung sedikit | Bereaksi |
2. | HCl + Al | Ada gelembung sedikit | Tidak bereaksi |
3. | NaOH + Al | Ada gelembung sejak awal | Bereaksi |
4. | H2SO4 + Fe | Tidak ada perubahan | Tidak beraksi |
5. | NaOH + Fe | Ada sedikit gelembung | Bereaksi |
6. | HCl + Fe | Tidak ada perubahan | Tidak bereaksi |
4. Reaksi Metatesis
No. | Sampel | Perubahan | Keterangan |
1. | HCl + NaOH | Tidak ada perubahan | Tidak bereaksi |
2. | FeCl + NaOH | Tidak ada perubahan | Tidak bereaksi |
3. | KBr + AgNO3 | Terdapat endapan hijau | Bereaksi |
4. | CaCl2 + NaOH | Tidak ada perubahan | Tidak bereaksi |
5. | AgNO3 + NaCl | Warnanya putih | Bereaksi |
6. | AgNO3 + CaCl2 | Warnanya hijau | Bereaksi |
B. Reaksi
1. Reaksi Kombinasi
4Al + 3O2 2Al2O3
2. Reaksi Dekomposisi
KBrO3 2KBr + 2O2
(NH4)2CO32NH3 + CO2 + H2O
3. Reaksi Subtitusi
2H2SO4 + 2Al Al2(SO4)2 + 2H2
2HCl + Al AlCl2 + H2
2NaOH + Al Al(OH)2 + Na2
H2SO4 + Fe FeSO4 + H2
2NaOH + Fe Fe(OH)2 + Na2
6HCl + 2Fe 2FeCl3 + 3H2
4. Reaksi Metatesis
HCl + NaOH NaCl + H2O
FeCl3 + 3NaOH 3NaCl + Fe(OH)3
KBr + AgNO3 KNO3 + AgBr
2CaCl2 + 2NaOH 2NaCl2 + 2CaOH
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
AgNO3 + CaCl2AgCl2 + CaNO3
BAB V
PEMBAHASAN
Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat aru yaitu hasil reaksi terbentuk dari beberapa zat aslinya yang disebut pereaksi. Biasanya suatu reaksi kimia disertai oleh kejadian- kejadian fisis seperti perubahan warna, pembentukan endapan, atau timbulnya gas.
Jenis – jenis reaksi kimia antara lain : reaksi kombinasi yaitu reaksi yang terjadi antara senyawa yang sederhana bergabung menjadi senyawa yang kompleks, reaksi dekomposisi yaitu reaksi yang terjadi antara senyawa yang kompleks terurai menjadi senyawa yang sederhana, reaksi substitusi adalah rekasi yang terjadi karena senyawa – senyawanya tertukar tetapi hanya salah satunya, dan reaksi metatesis adalah reaksi yang terjadi pada senyawa yang kedua kation dan anionnya salang bertukar.
Pada percobaan reaksi kimia akan dilakukan percobaan 4 jenis reaksi kimia diatas yaitu reaksi kombinasi, reaKSI dekomposisi, reaksi substitusi dan reaksi metatesis. Adapun alat-alat yang digunakan yaitu, tabung reaksi, pembakar spiritus, gelas ukur, pipet tetes, korek api, batang pengaduk, tang krus.
Percobaan reksi kimia yang pertama yaitu jenis reksi kimia kombinasi,.Pada percobaan ini bahan yang dibutuhkan yaitu aluminium foil. Aluminium foil lalu dibakar diatas api langsung ( pembakar spiritus ) sampai terjadi reaksi kombinsai antara aluminium foil dengan oksigen, yang ditandai dengan berubahnya aluminium foil menjadi warna abu-abu kebiruan. Adapun persamaan reaksinya ,menjadi:
4Al + 3O2- 2Al2O3
Hasil pembakaran aluminium foil yaitu aluminium oksida.
Pada percobaan reaksi kimia kedua, yaitu reaksi dekomposisi.Pertama digunakan sampel KBrO3 dan KBr. Sampel KBrO3 dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan diatas pembakar spiritus. Lalu diletakkan korek api yang menyala tepat di atas mulut tabung. Amati apa yang terjadi pada nyala korek api. Kemudian diulangi cara yang sama dengan sampel yang berbeda, amati nyala korek api. Bandingkan nyala korek api pada kedua tabung reaksi tersebut. Hasil yang diperoleh bahwa nyala api pada korek yang diletakkan diatas mulut tabung yang berisi sampel KBrO3 lebih besar dibandingkan nyala api pada korek di mulut tabung KBr. Hal ini terjadi karena KBrO3 terdekomposisi sehingga menghasilkan O2 yang dihasilkan ( diuraikan ). Inilah yang menyebabkan nyala api menjadi besar. Sedangkan pada KBr nyala api tidak berubah karena zat tidak terurai.
2 KBrO3 2KBr + 3O2
Pada percobaan reaksi dekomposisi yang kedua menggunakan ( NH4)2CO3 sebagai sampelnya. ( NH4)2CO3 dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian pada mulut tabung diletakkan kertas lakmus merah.Setelah itu panaskan tabung diatas pembakar spiritus. Amati apa yang terjadi pada kertas lakmus. Kertas lakmus akan berubah menjadi warna biru. Hal ini disebabkan bahwa ketika .( NH4)2CO3 dipanaskan maka akan terdekomposisi menjadi:
( NH4)2CO3 2NH2 + H2O + CO2
Amoniak yang terurai lalu menguap, sehingga menyebabkan kertas lakmus berubah warna menjadi biru, karena amoniak bersifat basa.Selain itu tercium juga bau amoniaknya.
Pada percobaan reaksi kimia ketiga, yaitu reaksi substitusi. Disiapkan 6 buah tabung reaksi, masing- masing tabung diisi campuran Fe + H2SO4,Fe + NaOH, Fe + HCl, Al + H2SO4, Al + NaOH, dan Al + HCl. Setelah dimasukkan, diamkan selama 20 menit. Kemudian diamati apa yang terjadi .tanda terjadinya reaksi kimia yaitu adanya perubahan warna, suhu, dan timbulnya gelembung gas. Serta terdapat endapan diamati pada pada campuran apakah ada tanda-tanda reaksi yang terjadi. Dari hasil pengamatan diperoleh Fe + H2SO4terdapat sedikit gelembung dan pada Fe + NaOH juga terdapat sedikit gelembung. Pada campuran Fe + HCl terdapat banyak gelembung sejak dari awal pencampuran dan suhunya dingin. Reaksinya yaitu :
Fe + 3HCl FeCl3 + 3H2
Pada campuran Al + H2SO4 tidak terjadi reaksi, kemudian Al + NaOH terdapat sedikit gelembung.Al + HCl juga tidak bereaksi. Reaksi substitusi terjadi karena kebanyakan logam yang digunakan jenis pereaksi, pereaksinya adalah logam yang aka maenggantikan logam lain dari larutan. Logam yang menggantikan harus lebih aktif dari logam yang diganti. Deret keaktifan logam disebut deret volta.
K, Ba, Sr, Ca, Na, Mg, Al, Mn, (H2O), Zn, Cr, Fe, Cd, Co,Ni, Sn, Pb, (H), Sb,Bi,Cu, Hg, P, Au
Lebih reaktif kurang reaktif
Semakin kekiri semakin reaksi. Misalnya pada besi dan HCl, karena besi ( Fe ) lebih aktif dari Hidrogen, maka besi menggantikan kedudukan hydrogen membentuk FeCl. Sedangkan pada aluminium, pada teorinya Al + H2SO4 dan Al + HCl harusnya menghasilka suatu reaksi kimia.Tapi hal ini disebabkan mungkin pada saat terjadi reaksi praktikan tidak mengamatinya. Pada deret volta, unsur logam dengan potensial elektrode lebih negatif di tempatkan di bagian kiri, sedangkan unsur dengan potensial elektrode yang positif ditempatkan di bagian kanan. Semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret tersebut, maka logam semakin relatif (semakin mudah melepas elektron), logam merupakan reduktor yang semakin kuat (semakin mudah mengalami oksidasi). Sebaliknya, semakin ke kanan kedudukan suatu logam dalm deret tersebut, maka logam semakin kurang relatif (semakin sulit melepas elektron) dan logam merupan oksidator yang semakin kuat (semakin mudah mengalami reduksi).
Pada percobaan reaksi kimia keempat, yaitu reaksi kimia jenis metatesis. Disiapkan 6 tabung reaksi kemudian masing-masing dimasukkan campuran HCl + NaOH, FeCl + NaOH, KBr + AgNO3, AgNO3 + CaCl2, CaCl2 + NaOH, AgNO3 + NaCl.HCl + NaOH, FeCl + NaOH dan CaCl2 + NaOH tidak bereaksi, KBr + AgNO3terdapat endapan warna hijau, AgNO3 + CaCl2 warnanya hijau, dan terakhir AgNO3 + NaCl warnanya putih.
Dari hasil yang diperoleh dari beberapa percobaan diatas suatu reaksi kimia yang terjadi menyebabkan beberapa perubahan yang terjadi, yaitu pertama reaksi kimia menghasilkan energi dalam bentuk panas, kedua reaksi kimia kadang – kadang menghasilka suatu endapan yaitu senyawa yang tidak larut dan membentuk padat.Ketiga yaitu menghasilkan gas yang ditandai dengan adanya gelembung-gelembung dan terjadinya bau yang khas.
Hubungan reaksi-reaksi kimia dalam bidang farmasi, salah satu contohnya, yaitu pada pembuatan obat sintesis. Dimana dalam pembuatannya menggunakan reaksi-reaksi kimia untuk membuat suatu obat yang sesuai dengan komponen yang akan disintesis. Selain itu, contoh lainnya di dalam tubuh, ketika obat masuk maka tesnya di reaksi antara zat atau senyawa-senyawa obat dengan tubuh sehingga obat tersebut dapat menimbulkan efek yang di butuhkan bagi tubuh.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jenis- jenis reaksi kimia adalah reaksi kombinasi, reaksi dekomposisi, reaksi subsitusi, dan reaksi metatesis.
2. Tanda-tanda terjadinya reaksi adalah terjadinya perubahan warna, suhu, gas, dan endapan.
3. Adapun hasil percobaannya sebagai berikut :
a. Reaksi Kombinasi, Aluminium foil dipanaskan berubah warna menjadi abu-abu
b. Reaksi Dekomposisi. KBr03 KBr + O2 nyala apinya semakin besar dan untuk KBr nyala apinya padam, (NH4)2CO3 kertas lakmus merah berubah menjadi biru.
c. Reaksi Subsitusi. Fe+H2SO4 ada gelembung sedikit, Fe+ NaOH ada gelembung sedikit dan Al+NaOH juga ada gelembung setelah didiamkan selama beberapa menit. Fe+HCl sejak direaksikan sudah ada gelembung dan banyak , Al+H2SO4 dan Al+HCl tidak bereaksi
d. Reaksi Metatesis, HCl+ NaOH, FeCl+NaOH dan CaCl2+NaOH tidak bereaksi, KBr+AgNO3 terdapat endapan padat hijau dan AgNO3+CaCl2 hasilnya warna hijausedangkan AgNO3+NaCl hasilnya warna putih
B. Saran
1. Laboratorium
Tolong kran air yang terdapat di laboratorium diperbaiki
2. Asisten
Sebaiknya setiap asisten menemani masing – masing satu kelompok agar praktikum berjalan lancer dan sesuia dengan yang diharapkan
DAFTAR PUSTAKA
Atheins .Kimia-kimia Dasar.Yogyakarta : Andi. 2005
Chang, Raymond. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga : 2004
Dirjen POM. Farmakope Indonesia edisi ketiga.Jakarta : Depkes. 1979
Duudjaatmalia.Fisika dan Kimia. Bandung : Bumi Aksara. 2001
Jamal .Praktikum Kimia .Bogor : Cahaya. 2009
Laboratorium KIMIA FMIPA UNM. Kimia. Makassar: UNM. 2011
Petrucci, Riaph. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga, 1987
Riswujanto.Fisika Kimia. Bandung : Yudhistira. 2010
Tim pengajar kimia dasar.Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassar : UIN. 2011